Tata Gereja Baptis Indonesia memiliki buku:
"KONGREGASIONAL KELUARGA BESAR"
Tata Gereja Baptis di Indonesia memerlukan dukungan literatur yang baik. Buku berjudul "Kongregasional Keluarga Besar," adalah salah satu yang berguna. Buku
ini berisi uraian sistematis tentang Manajemen (Tata) Kelola Kegerejaan
Kongregasional, khususnya yang dilaksanakan oleh kaum Baptis Indonesia. Berikut
ini penjelasan singkat buku tersebut.
Gereja Baptis Indonesia yang diawali pada tahun
1951, dan telah mendirikan Gabungan Gereja Baptis (GGBI) tahun 1971, terus
bertumbuh dan berkembang. Namun gereja yang terus membesar ini, memiliki
persoalan yang mendasar, yakni kontekstualisasi Kongregasionalisme.
Kongregasional adalah salah satu bentuk tata organisasi dalam gereja (wikipedia indonesia.).Gereja Baptis di Indonesia menganut Tata
Gereja Kongregasional. Tata gereja tersebut lahir dalam budaya Barat, dibawa misionaris Baptis dari Amerika,
yang dicoba terapkan di Indonesia. Itulah latar belakang Tata Gereja Baptis Indonesia.
Sesungguhnya, Kongregasionalisme lebih memberi penghargaan kepada individu, sementara berkeluarga besar yang menjadi salah satu budaya bangsa Indonesia menekankan kebersamaan. Terdapat tantangan kontekstualisasi, sintesis dan sinkronisasi di antara dua hal besar. Selama hampir 50-an tahun, belum ada tanda terang, sehingga deklarasi asas keluarga besar (1973) terkesan belum “tuntas.” Belum ada kesepakatan pemahaman, rincian rumusan dan implementasinya. Sementara itu, persoalan-persoalan bertata gereja terus mengemuka. Persoalan-persolan seputar praktis berkongregasional, keotonomian dan hubungan antargereja disertai pertanyaan: Benarkah berdasarkan Alkitab? Sebenarnya apa maksud ber-Keluarga Besar itu? Seberapa erat kaitannya secara sosial, budaya dan keteladanan dalam Alkitab?
Sesungguhnya, Kongregasionalisme lebih memberi penghargaan kepada individu, sementara berkeluarga besar yang menjadi salah satu budaya bangsa Indonesia menekankan kebersamaan. Terdapat tantangan kontekstualisasi, sintesis dan sinkronisasi di antara dua hal besar. Selama hampir 50-an tahun, belum ada tanda terang, sehingga deklarasi asas keluarga besar (1973) terkesan belum “tuntas.” Belum ada kesepakatan pemahaman, rincian rumusan dan implementasinya. Sementara itu, persoalan-persoalan bertata gereja terus mengemuka. Persoalan-persolan seputar praktis berkongregasional, keotonomian dan hubungan antargereja disertai pertanyaan: Benarkah berdasarkan Alkitab? Sebenarnya apa maksud ber-Keluarga Besar itu? Seberapa erat kaitannya secara sosial, budaya dan keteladanan dalam Alkitab?
Penulis buku mencoba mengajukan jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Di dalamnya diberikan paparan rinci dari
Kongregasionalisme dan berkeluarga besar, secara historis, etimologis,
sosiologis, budaya dan teologis. Ini adalah gagasan deskripsi yang analtis terhadap Tata Gereja Baptis Indonesia. Diajukan
pula sebuah konsep bentuk tata gereja yang merupakan kontekstualisasi, sintesis
dan sinkronisasi antara Kongregasionalisme dan ber-Keluarga Besar.
Buku Tata Gereja Baptis Indonesia ini berisi 15 bab. Bab 1
menjelaskan Kongregasional sebagai salah satu bentuk tata pemerintahan gereja.
Kemudian, ada dua bab yang mendalami hal Kongregasionalisme Baptis, yaitu Bab 2
dan Bab 3. Mulai Bab 4, kemudian Bab 5 dan Bab 6 ada uraian tentang pelaksanaan
Kongregasionalisme dan Tata Gereja Baptis Indonesia oleh kaum Baptis di Indonesia yang ber-Keluarga Besar. Bab 7
menyajikan beberapa contoh persoalan praktik Kongregasionalisme dalam keluarga
besar, seperti tentang pemahaman Kongregasionalisme itu sendiri, atau usulan
model hubungan denominasi. Mulai Bab 8, dipresentasikan penafsiran makna
“keluarga besar” yang tertuang dalam deklarasi secara terminologi, sosiologi
dan kulkural; sedangkan Bab 9 mencoba meninjau Alkitab agar mendapatkan
landasan dan contoh-contoh. Bab 10 dan Bab 11 berisi proposal (usulan) utama
penulis, yakni buah pikiran tentang bentuk Kongregasional Keluarga Besar.
Gagasan penulis bukan pada tataran konsep saja, karena dilanjutkan dengan
usulan implementasinya juga; yaitu pada Bab 12 untuk di gereja lokal, dan Bab
13 untuk di konteks Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Buku ini diakhiri dengan
pengakuan akan keterbatasan gagasan, prakiraan potensinya serta pemeliharaannya.
Penulis yang adalah seorang
pendeta dan akademisi dari lingkungan Baptis Indonesia sendiri ini,
menyodorkan sejumlah pemikiran untuk dipertimbangkan para pemimpin maupun
anggota gereja, demi menemukan karakter gereja Baptis yang Indonesiawi. Dengan
mengingat penulis telah mempelajari,
mengajarkan dan mempraktikkan konsep-konsep melalui penelitian, keterlibatan
aktif di GGBI, mengajar di STT-STT Baptis, serta pengalaman mengembalakan di
Gereja Baptis, maka pembaca akan diyakinkan dengan gagasan-gagasan yang lebih
hidup.
Buku Tata Gereja Baptis ini disajikan dengan
bahasa yang mudah dicerna, tetapi banyak dikuatkan dengan rujukan yang relevan. Suatu
hal baik dalam buku ini, adalah adanya bagan, tabel dan ringkasan akan menambah daya
tarik buku ini. Bagan dan tabel disediakan
untuk visualisasi
konsep, sementara ringkasan untuk menyederhanakan
paragraf-paragraf, yang akan membantu pembaca
menjadi tidak bosan dan dapat lebih cepat memahami intisari isi dari
bab-bab dari buku ini.
Buku Tata Gereja Baptis ini sudah terdaftar di Perpustakaan Nasional (perpusnas)
Harga buku sangat terjangkau.
Sangat bernilai untuk sebuah buku berharga (valuable)
Silakan pesan buku ini ke:Dwi
Ariefin
via email:
baikjugaberguna@gmail.com
atau menghubungi via SMS:
0895375227330
mantabs mas Dwi
BalasHapusv778s2somkk473 dildos,dildos,horse dildo,realistic dildo,wholesale sex toys,Butterfly Vibrator,Rabbit Vibrators,male sex doll,fantasy toys f570y7rbbww683
BalasHapus